website untuk caleg - Dalam Pemilu 2019 yang akan datang, kelihatannya pertandingan antar parpol (partai politik) serta calon legislatif (caleg) akan makin panas serta ketat untuk memperebutkan kembali nada rakyat. Partai politik atau caleg harus juga berusaha keras membujuk keyakinan rakyat di dalam cenderung apatisme politik serta golput. Lebih jika muncul beberapa produk kompetitif berbentuk ide, program solutif serta ide unik yang di tawarkan oleh rival-rival partai politik atau caleg yang lain. Karena itu diperlukan taktik pemasaran yang unik supaya partai politik tidak cemas akan dibiarkan penduduk pemilih.
Karenanya ada suatu taktik yang baik, diinginkan proses pemasaran (kampanye) tidak monoton dengan satu style marketing saja. Karenanya, butuh usaha demikian rupa supaya penduduk tidak jemu dengan gaya-gaya jualan partai politik waktu kampanye kelak. Karena itu, janganlah remehkan taktik pemasaran.
Di masa lama, diketahui arti marketing 1.0 (baca one poin o) yakni produk menjadi raja. Salah satunya ciri dari masa ini merupakan terjadinya komunikasi cuma satu arah. Customer tidak dikasih ruangan untuk komentar atau memberikan respon. Serta taktik pemasaran dikerjakan lewat cara seperti membagi-bagi brosur pada siapa saja di mana saja, memandang customer itu sama atau rata-rata sama, serta tergantung pada iklan hingga cost iklan tinggi sekali, dan berupaya memuaskan pelanggan.
Akan tetapi, di masa tehnologi komunikasi sebetulnya beberapa ada yang telah berubah salah satunya: pertama, pasar sekarang ini telah mulai jemu dengan banjirnya brosur, iklan dimana saja. Ke-2, masa internet sudah mengubah tingkah laku pasar jadi horizontal, yang dahulu begitu yakin dengan brosur, saat ini di masa tehnologi mereka juga perlu “komentar” orang yang lain yang memakai produk, serta aduan akan suatu produk. Atau diketahui dengan arti marketing 2.0 (baca two poin o) yakni mengenai customer menjadi raja. Salah satunya ciri dari masa ini merupakan terjadinya komunikasi dua arah, customer dikasih ruangan untuk memberi komentar/ respon pada produk. Di waktu ini, service pada customer lebih diutamakan. Kenikmatan serta kesetiaan customer merupakan titik kulminasi paling tinggi yang ingin diraih semua produsen.
Taktik merayu
Lihat hal seperti ini, karena itu banyak hal yang butuh dilihat oleh partai politik/caleg jika pergerakan banjir brosur, iklan, baliho, serta banner itu menyebabkan pergantian persepsi di penduduk (jemu serta jemu). Belum juga ada pembatasan zone steril atribut partai politik oleh Pemerintah Daerah seperti di Kota Tangsel lewat Surat Ketetapan (SK) Walikota Tangsel yang mengambil keputusan ruas jalan yang tidak bisa dipasang alat peraga kampanye pemilu legislatif Kota Tangsel di 18 tempat tahun 2019. Hingga cenderung sekarang ini yang dapat dipelajari salah satunya:
Pertama, janganlah tetap berpikir permasalahan dalam taraf yang besar sekali atau bahkan juga semua. Coba buat kantong-kantong nada yang sampai kini belumlah disentuh oleh partai politik/caleg seperti perumahan-perumahan menengah/elit. Menurut Iman Perwira Bachsan, Ketua KPU Kota Tangsel dalam suatu diskusi menyampaikan tingkat partisipasi masyarakat perumahan dalam pemilu legislatif (pileg) begitu rendah tidaklah sampai 20 %.
Argumen kenapa masyarakat perumahan tidak pilih, bisa saja karena tidak ikut serta (apatis) serta tidak paham partai politik/ caleg manakah yang akan mereka pilih. Sering kita apatis karena tidak paham apakah faedahnya. Kita memandang itu perbuatan yang percuma, oleh karena itu kita pilih jadi apatis. Untuk orang semacam ini, kita cuma butuh mendidik mereka serta berbicara saja. Serta untuk argumen ke-2 team sukses atau kader partai dapat lakukan word of mouth untuk memberikan imej yang baik pada penduduk mengenai partai politik/ caleg yang diusung.
Daripada mengerjakan kampung – kampung yang telah dikerjakan oleh partai politik/caleg lainnya. Lebih baik mengerjakan kemampuan nada di perumahan-perumahan yang memang perlu sekali sosialisasi produk kampanye partai politik/ caleg. Hal seperti ini sebagai usaha untuk kurangi angka golput, juga sisi dari pekerjaan partai politik untuk tingkatkan partisipasi politik serta memberi pendidikan politik yang benar pada penduduk.
Ke-2, karena ada banjir brosur, banner serta baliho, selekasnya keluar dari biasanya. Kredibilitas sumber iklan jadi begitu terpenting sekarang ini. Siapa yang menyampaikan partai politik/ caleg ini anti korupsi, program solutif serta pro rakyat? Bu RT, Bu lurah, rekan, artis iklan, tokoh penduduk, tokoh komune, ahli, pengamat? Libatkanlah kredibilitas sumber iklan Kamu.
Ke-3, jumlahnya brosur yang menyampaikan produk mereka hebat serta jadikan citra produk – produk jadi kabur. Kadang kita masih tetap temukan content tools sosialisasi partai politik/ caleg seperti pamflet atau brosur dibikin satu paket tanpa memerhatikan segmen yang akan mereka incar. Walau sebenarnya, brosur sosialisasi untuk kelompok orangtua serta anak muda itu dibikin berlainan. Contoh, untuk kelompok orangtua gunakanlah huruf dikit besar, pesan yang disusun janganlah massal, gambar serta testimoni diperbanyak, janganlah pakai tinta warna warni yang mencolok, pakai bhs yang begitu santun. Hal seperti ini pasti berlainan dengan segmen anak muda.
Maksimalkan Internet Marketing
Memaksimalkan usaha serta taktik pemasaran adalah aspek paling besar yang akan memengaruhi keberhasilan dalam kampanye. Kita janganlah cuma terpaku serta terasa senang dengan taktik pemasaran lewat tools marketing seperti brosur, stiker, pamflet, banner, baliho saja. Sekarang ini marketing sudah berkembang bersamaan dengan perubahan tehnologi. Kegiatan marketing jadi lebih luas karenanya ada internet. Pemakaian internet serta sarana yang ada didalam internet untuk beraktivitas marketing diketahui menjadi e-marketing (Kleindl serta Burrow, 2005).
Serta keuntungan yang bisa dikasihkan karenanya ada pemakaian E-marketing ini menurut Jamal (1996:18) yakni: dapat mencapai beberapa customer pada suatu lingkungan yang belumlah dipenuhi dengan kompetitor, serta tujuan merupakan customer yang sudah terdiri ke grup serta meningkatkan dialog berkepanjangan.
Bahkan juga, perubahan internet memang makin bertambah ditambah lagi timbulnya tehnologi situs 2.0. Tehnologi yang sukses merubah paradigma internet dari yang sebelumnya demikian ‘angkuh’, karena statis, pasif serta satu arah, jadi demikian cool, fun serta interaktif. Contoh situs 2.0 merupakan website, Facebook, twitter, YouTube, serta web yang menyiapkan kotak komentar dan lain-lain. Ke depan diperkirakan lebih bertambah lagi searah dengan makin gampang serta murahnya akses internet. Dan makin banyak serta murahnya gadget yang bisa menolong terhubung internet. Ditambah lagi mudahnya akses internet di beberapa tempat publik karena support wifi gratis.
Kenapa partai politik/ caleg mesti memaksimalkan internet marketing? Karena meningkatnya jumlahnya pemakai internet serta mobile situs. Menurut Direktur Jenderal Sumber Daya Piranti Pos serta Informatika (SDPP) Kementerian Komunikasi serta Informatika Budi Setiawan mencatat sekitar 44,6 juta pemakai Facebook serta sekitar 19,5 juta pemakai Twitter di Indonesia. Serta Pada memberikan laporan, semenjak data paling akhir pada Desember 2011, terdaftar jumlahnya pemakai internet di Indonesia sampai 55 juta orang.
Hal seperti ini pasti dapat digunakan kader partai atau team sukses menjadi tujuan customer dengan jadikan mereka menjadi fans atau follow di media sosial. Lalu mereka dapat berhubungan serta mensosialisasikan program favorit, inspirasi serta ide kreatif partai politik/ caleg yang diusungnya. Diluar itu, kader partai politik atau team sukses dapat lebih konsentrasi dalam membidik tujuan prospek. Hingga saat hubungan mereka dapat menyaring account – account manakah yang punya potensi terima serta bersedia memberikan suaranya pada pemilu kelak.
Mahalnya cost iklan di mass media seperti tv serta harian bikin juga jadi pertimbangan kenapa partai politik/caleg mesti manfaatkan internet marketing. Hingga partai politik/ caleg dapat memaksimalkan sosial media (twitter, FB, YouTube, website) menjadi fasilitas pemasaran atau kampanye karena database di FB serta twitter yang begitu targeted, juga mempunyai akses pada insight user behaviour (wacana tingkah laku pemakai).
Akan tetapi dengan mempunyai jumlahnya fans saja belumlah cukuplah, kader partai atau team sukses butuh menggugah hubungan (like, sharing, comment, retweet). Karenanya mereka butuh mempersiapkan bahan atau materi yang tidak ada habis, sekurang-kurangnya stock materi sampai masuk waktu pencoblosan.
Nampaknya, bila caleg berambisi ingin menjadi, dia mesti all out kampanye untuk dianya dari kelurahan ke kelurahan dari ke kecamatan ke kecamatan didalam satu daerah penentuan. Mereka akan keluarkan uang banyak untuk kebutuhan kampanye, untuk kebutuhan team sukses mereka, serta untuk kebutuhan lobi – lobi spesial mereka.